KOMUNIKASI ORGANISASI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata
Kuliah Komunikasi Organisasi
Disusun Oleh:
Darren Revelino Awondatu (201810415278)
Komunikasi Organisasi 3A2
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT
atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan
selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bekasi, 7 Januari 2024
Penyusun
(Darren Revelino Awondatu)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...
BAB I KONSEP DASAR ORGANISASI……………………………………………….
1.1
PENGERTIAN
ORGANISASI……………………………………………..
1.2
ELEMEN
ORGANISASI…………………………………………………….
1.3
KARAKTERISTIK
ORGANISASI…………………………………………
1.4
FUNGSI
ORGANISASI………………………………………………………
BAB II PERSEPSI DAN KONSEP DASAR KOMUNIKASI…………………………
2.1
PERSEPSI
KOMUNIKASI ORGANISASI ………………………………
2.2
DEFINISI
KOMUNIKASI ORGANISASI……………………………..
2.3
FUNGSI
KOMUNIKASI ORGAISASI…………………………………….
2.4
PENDEKATAN
KOMUNIKASI ORGANISASI…………………………
BAB III MOTIVASI KERJA KOMUNIKASI ORGANISASI…………………………
3.1
MOTIVASI…………………………………………………………………...
3.2
ELEMEN
MOTIVASI………………………………………………………
3.3
TEORI
MOTIVASI………………………………………………………….
BAB V KOMUNIKASI VERBAL DAN N0N VERBAL ORGANISASI……………..
5.1 KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL………………………………
5.2
KOMUNIKASI ORGAISASI VERBAL……………………………………….
5.3 KLASIFIKASI PESAN KOMUNIKASI ORGANISASI………………………
5.4 FUNGSI PESAN DALAM ORGANISASI……………………………………..
5.5 JARINGAN KOMUNIKASI…………………………………………………….
5.6 KOMUNIKASI ORGANISASI NON VERBAL………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...
BAB I
KONSEP
DASAR ORGANISASI
1.1 PENGERTIAN
ORGANISASI
Organisasi
adalah struktur yang terbentuk untuk mencapai tujuan tertentu. Ini bisa berupa
entitas bisnis, lembaga pemerintahan, kelompok sosial, atau entitas lainnya
yang memiliki struktur, tata kelola, dan anggota yang bekerja sama dalam rangka
mencapai tujuan bersama.Dalam konteks yang lebih luas, organisasi adalah
entitas yang memiliki elemen berikut:
Tujuan:
Organisasi memiliki tujuan atau visi yang ingin dicapai. Ini bisa berupa
mencari keuntungan dalam bisnis, memberikan layanan publik dalam lembaga
pemerintah, atau memajukan tujuan sosial dalam organisasi nirlaba.
Struktur
dan Tata Kelola: Ada struktur internal yang terdiri dari
bagian-bagian yang berbeda, dengan peran dan tanggung jawab yang ditetapkan
untuk mencapai tujuan organisasi. Tata kelola merujuk pada cara pengambilan
keputusan, hirarki, dan sistem kontrol dalam organisasi.
Anggota
atau Individu: Organisasi terdiri dari individu atau anggota
yang bekerja bersama dalam upaya mencapai tujuan bersama. Mereka memiliki peran
dan tanggung jawab yang berbeda dalam struktur organisasi.
Interaksi
dan Komunikasi: Komunikasi dan interaksi antar anggota
organisasi sangat penting untuk menjaga aliran informasi, koordinasi, dan
kerjasama di dalam organisasi.
Adaptasi:
Organisasi harus bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan, teknologi, dan
kebutuhan untuk tetap relevan dan efektif. Organisasi bisa memiliki berbagai
bentuk dan ukuran, serta beroperasi di berbagai bidang dan sektor. Mereka bisa
bersifat formal seperti perusahaan besar atau lembaga pemerintah, atau bisa
juga berupa kelompok informal seperti klub atau komunitas dengan tujuan
tertentu.
1.2 ELEMEN
ORGANISASI
Elemen-elemen kunci dalam sebuah organisasi
adalah fondasi yang memastikan operasi yang efisien dan terkoordinasi untuk
mencapai tujuan bersama. Berikut adalah beberapa elemen penting dalam sebuah
organisasi:
Tujuan: Tujuan organisasi adalah
alasan utama mengapa organisasi tersebut ada. Tujuan ini bisa berupa pencapaian
keuntungan dalam bisnis, pelayanan masyarakat dalam lembaga pemerintah, atau
pemajuan tujuan sosial dalam organisasi nirlaba.
Struktur Organisasi: Ini mencakup hirarki,
pembagian tugas, tanggung jawab, dan bagaimana bagian-bagian dari organisasi
tersebut terhubung satu sama lain. Struktur ini bisa berupa struktur hierarkis
tradisional, struktur matriks, atau bahkan struktur yang lebih fleksibel dalam
organisasi yang lebih baru.
Kultur Organisasi: Ini
mencakup nilai-nilai, keyakinan, norma, dan budaya yang dianut oleh organisasi.
Kultur ini memengaruhi bagaimana orang berinteraksi dan berperilaku di dalam
organisasi.
Sumber Daya Manusia: Anggota
organisasi adalah aset penting. Mereka memiliki peran, keterampilan, dan
kontribusi unik mereka dalam mencapai tujuan organisasi. Pengelolaan sumber
daya manusia termasuk rekruitmen, pelatihan, dan pengembangan.
Proses dan Sistem:
Organisasi memiliki proses yang dirancang untuk mencapai tujuan mereka.
Sistem-sistem ini bisa berupa sistem pengambilan keputusan, sistem
pengendalian, atau prosedur operasional standar yang mengatur aktivitas
sehari-hari.
Komunikasi: Aliran informasi yang efektif
antara anggota organisasi sangat penting. Komunikasi yang baik memastikan
koordinasi yang tepat dan pengambilan keputusan yang berdasarkan informasi yang
akurat.
Teknologi dan Sumber Daya Material:
Penggunaan teknologi informasi dan sumber daya material yang tepat membantu
organisasi untuk melakukan operasi mereka dengan lebih efisien dan produktif.
Semua elemen ini saling terkait dan berdampak
satu sama lain dalam mencapai tujuan organisasi. Pengelolaan yang efektif dari
elemen-elemen ini akan membantu organisasi untuk berfungsi secara optimal dalam
mencapai tujuan mereka.
1.3 KARAKTERISTIK
ORGANISASI
1.
Koordinasi
Koordinasi
dari berbagai aktivitas adalah sebuah hal penting dalam organisasi. Koordinasi
akan membantu dalam mengintegrasikan dan menyelaraskan berbagai kegiatan.
Koordinasi juga menghindari penundaan pekerjaan. Berbagai fungsi dalam sebuah
organisasi bergantung satu sama lain dan juga mempengaruhi satu sama lain.
Di dalam
sebuah organisasi pada umumnya akan terdapat sebuah struktur, dimana apabila
koordinasi yang ada tidak berjalan dengan baik maka akan mempengaruhi pada
hasil kerja. Pelajari hal-hal dasar lainnya mengenai organisasi melalui buku
Organisasi: Struktur, Perilaku, Proses Dan Hasil.
2. Divisi
pekerjaan
Organisasi
berurusan dengan seluruh tugas. Berbagai aktivitas ditugaskan kepada para
anggota yang berbeda untuk pencapaian efisien neraka. Namun hal ini bukan
berarti bahwa satu anggota tidak dapat menjalankan banyak fungsi tetapi
spesialisasi dalam pekerjaan yang berbeda sangat diperlukan untuk meningkatkan
efektivitas seseorang. Organisasi membantu dalam membagi pekerjaan menjadi
aktivitas yang ditugaskan untuk individu berbeda.
3. Tujuan
yang sama
Semua
struktur organisasi merupakan sarana menuju pencapaian tujuan perusahaan yang
sama. Struktur organisasi harus dibangun berdasarkan tujuan yang jelas, hal ini
akan membantu pencapaian organisasi dengan benar.
4. Hubungan
Kooperatif
Organisasi
yang memiliki struktur yang baik akan menciptakan hubungan kerjasama di antara
berbagai anggota organisasi. Sebuah organisasi tidak dapat dibentuk oleh satu
orang, setidaknya membutuhkan dua orang atau lebih.
Organisasi
yang baik akan membantu menciptakan hubungan yang bermakna, hubungan harus
vertikal dan horizontal di antara anggota dan di berbagai divisi. Struktur
organisasi harus dirancang agar dapat memotivasi anggota untuk melakukan bagian
pekerjaan masing-masing.
1.4 FUNGSI
ORGANISASI
Selain
manfaat komunikasi organisasi, pembaca perlu mengetahui fungsi –fungsi
komunikasi organisasi yang dapat diperoleh apabila memahami setiap konsep serta
teorinya. Fungsi komunikasi organisasi menurut Sendjaja (1994) adalah sebagai
berikut.
1. Fungsi
Informatif
Fungsi
informatif, fungsi yang pertama ini dijelaskan oleh Sendjaja bahwa organisasi
bertindak sebagai suatu sistem yang memproses informasi. Proses informasi yang
hadir dalam organisasi tersebut diharapkan mampu memberikan dan menerima
informasi dengan baik untuk tercapainya kelancaran dalam organisasi tersebut.
2. Fungsi
Regulatif
Fungsi
regulatif, fungsi yang kedua komunikasi organisasi diharapkan dapat
memperlancar peraturan serta pedoman yang telah ditetapkan oleh anggota dan
pemimpin organisasi tersebut.
3. Fungsi
Persuasif
Fungsi
persuasif, fungsi ketiga merupakan fungsi untuk memberi perintah. Fungsi ini
dilakukan oleh pemimpin organisasi untuk mempersuasi anggotanya daripada
memerintah anggotanya untuk melakukan sesuatu. Fungsi persuasi dianggap dapat
mempermudah, karena cara yang lebih halus (daripada memerintah) akan lebih
dihargai oleh anggota tersebut terhadap tugas yang diberikan
4. Fungsi
Integratif
Fungsi
integratif, fungsi keempat atau yang terakhir berkaitan dengan penyediaan
saluran atau hal-hal yang dapat mempermudah anggota organisasi untuk melakukan
dan melaksanakan tugas tertentu dengan baik.
BAB II
PERSEPSI DAN KONSEP DASAR KOMUNIKASI ORGANISASI
2.1 PERSEPSI
KOMUNIKASI ORGANISASI
Persepsi mengenai komunikasi organisasi bisa
sangat bervariasi tergantung pada pengalaman, pandangan, dan konteks individu
atau kelompok yang terlibat. Beberapa persepsi umum mengenai komunikasi
organisasi termasuk:
Pentingnya Komunikasi: Banyak
orang menyadari bahwa komunikasi yang efektif sangat penting dalam keberhasilan
organisasi. Ini termasuk pemahaman bahwa aliran informasi yang lancar antara
anggota organisasi membantu dalam koordinasi, pengambilan keputusan yang baik,
dan pencapaian tujuan bersama.
Kesalahpahaman dan Filter Informasi: Ada
kesadaran bahwa dalam komunikasi organisasi, terkadang terjadi kesalahpahaman
atau penyaringan informasi. Perbedaan persepsi, bahasa yang tidak jelas, atau
filter informasi dapat menghambat aliran pesan yang akurat dan menyebabkan
ketidaksempurnaan dalam pengambilan keputusan.
Peran Teknologi dalam Komunikasi: Banyak
yang mengakui peran penting teknologi dalam memfasilitasi komunikasi
organisasi. Penggunaan email, pesan instan, konferensi video, dan platform
kolaborasi membantu dalam memperlancar aliran informasi dan kerja sama di
antara anggota organisasi yang tersebar.
Budaya dan Etika Komunikasi: Persepsi
juga mencakup pentingnya budaya dan etika dalam komunikasi organisasi.
Kesadaran akan pentingnya membangun budaya yang mendukung komunikasi terbuka,
menghargai beragam pendapat, dan menjaga etika komunikasi yang sehat.
Komunikasi Hierarkis vs. Komunikasi Terbuka: Beberapa
orang mungkin melihat bahwa dalam organisasi, terdapat pola komunikasi yang
lebih hierarkis, di mana informasi mengalir dari atas ke bawah. Sementara yang
lain mungkin mendorong terciptanya komunikasi yang lebih terbuka dan seimbang
di seluruh tingkatan.
Efektivitas Komunikasi dalam Meningkatkan
Kinerja: Banyak yang percaya bahwa komunikasi yang baik memiliki
dampak langsung pada kinerja organisasi. Komunikasi yang jelas, tepat waktu,
dan efektif dapat meningkatkan produktivitas, inovasi, dan kepuasan anggota
organisasi.
Pengaruh Komunikasi Terhadap Budaya Organisasi: Persepsi
juga mencakup kesadaran akan bagaimana komunikasi mempengaruhi dan membentuk
budaya organisasi. Cara orang berbicara, berbagi informasi, dan berinteraksi
dapat memengaruhi sikap, nilai, dan norma dalam organisasi.
Setiap persepsi ini merupakan bagian dari
pemahaman yang lebih luas tentang pentingnya komunikasi dalam dunia organisasi.
Memahami beragam persepsi ini dapat membantu organisasi dalam meningkatkan
komunikasi mereka agar lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan anggota dan
tujuan organisasi.
2.2 DEFINISI DAN KONSEP KOMUNIKASI
ORGANISASI
Goldhaber (1993) menjelaskan bahwa komunikasi organisasi
merupakan proses untuk menciptakan serta saling menukar informasi maupun pesan
dalam suatu jaringan yang bergantung antara satu sama lain. Goldhaber
menjelaskan pula bahwa komunikasi organisasi memiliki tujuan untuk mengatasi
lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah. Ia mengemukakan konsep
organisasi menjadi tujuh konsep yang dijelaskan sebagai berikut.
1. Proses
Konsep proses merupakan
sistem yang dibutuhkan untuk menciptakan dan saling menukar pesan antar anggota.
Hal ini dikarenakan organisasi merupakan sebuah sistem yang terbuka serta
dinamis. Konsep ini terjadi secara terus menerus hingga mencapai tujuan dan
menciptakan tujuan baru yang dirumuskan oleh organisasi tersebut, oleh karena
itu konsep ini disebut sebagai konsep proses (terjadi secara terus menerus).
2. Pesan
Sesuai dengan penjelasan
sebelumnya komunikasi organisasi adalah proses bertukar dan menerima pesan.
Oleh karena itu pesan adalah yang penting dalam organisasi. Individu yang hadir
dalam organisasi tersebut haruslah memperhatikan bagaimana cara mengirimkan,
menerima pesan sehingga pesan atau informasi tersebut dapat diterima dengan
baik oleh individu lain dan tidak menyebabkan kesalah pahaman antar
individu.
3. Jaringan
Konsep ketiga merupakan
gambaran besar dari organisasi. Organisasi merupakan jaringan di dalamnya ada
individu yang membentuk jaringan-jaringan tersebut baik di dalam maupun di luar
organisasi. Oleh karena itu setiap jaringan atau individu yang menduduki jabatan
tertentu akan menjalankan tugas serta melaksanakan fungsi jabatannya
masing-masing dalam organisasi.
2.3 FUNGSI KOMUNIKASI
ORGANISASI
Sebagaimana dipahami, setiap organisasi memerlukan orang-orang
yang dapat mengikuti perintah atau aturan serta memberikan masukan berarti
untuk kelangsungan organisasi itu sendiri. Singkatnya, tujuan komunikasi
organisasi yang paling utama adalah untuk melancarkan interaksi anggotanya
sehingga tercipta lingkungan nyaman sekaligus
1. Menjaga Organisasi Tetap Berjalan.
Memudahkan Koordinasi dan Penyebaran Informasi
Dalam konsep komunikasi terdapat prinsip yang dapat mendukung
koordinasi. Berkat komunikasi, ketika tersedia informasi yang harus diteruskan
ke setiap anggota, informasi tersebut akan tersebar dengan cepat.
2. Meningkatkan Kerja Sama
Tak dapat dimungkiri bahwa kerja sama dapat terjalin mudah
dengan komunikasi yang lancar. Tanpa komunikasi yang baik, anggota organisasi
akan kesulitan berinteraksi dengan pimpinan maupun anggota lainnya. Hal ini
berdampak buruk lantaran organisasi memiliki tujuan dan target yang hanya dapat
dicapai dengan komunikasi serta kerja sama setiap anggotanya.
3. Melancarkan Evaluasi
Komunikasi dapat membantu melancarkan proses evaluasi di dalam
suatu organisasi. Pencapaian dan kegagalan yang telah diraih akan dijadikan
sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan organisasi. Makin baik komunikasi
yang terjalin antara setiap anggota, organisasi makin cepat berkembang.
4. Memudahkan Pengamatan
Pengamatan merupakan hal yang akan membantu tumbuh kembang
organisasi. Tanpa komunikasi proses pengamatan tidak akan terwujud dengan baik.
Lain halnya jika komunikasi antara anggota yang satu dengan lainnya baik,
pengamatan akan lebih mudah dan lancar. Alhasil, organisasi mampu mencapai
tujuan yang diharapkan.
2.4 PENDEKATAN KOMUNIKASI
ORGANISASI
1. Pendekatan Makro
Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu
struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Kemudian dalam
berinteraksi organisasi ini melakukan aktivitas tertentu. Seperti memproses
informasi dari lingkungan, mengadakan identifikasi, melakukan integrasi dan
menentukan tujuan organisasi.
2. Pendekatan Mikro
Jika dilihat pendekatan ini terutama memfokuskan kepada
komunikasi dalam unit dan subunit pada suatu organisasi. Proses komunikasi yang
diperlukan pada tingkat ini adalah komunikasi antara anggota kelompok,
komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan. Selanjutnya komunikasi untuk
melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok, komunikasi untuk menjaga
iklim organisasi. Kemudian komunikasi dalam mensupervisi, pengarahan pekerjaan
dan komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam organisasi.
Di dalam organisasi, biasanya terdapat bermacam-macam kelompok
sosial. Masing-masing kelompok ini mempunyai tujuannya masing-masing. Agar
masing-masing kelompok ini dapat menyokong pencapaian tujuan organisasi dan
penjelasan kaitannya dengan tujuan masing-masing kelompok. Sehingga
masing-masing kelompok merasakan bahwa tujuan organisasi adalah tujuan mereka
bersama. Dalam hal ini diperlukan keterampilan berkomunikasi dari pimpinan
sehingga anggota kelompok mempunyai motivasi untuk bekerja dengan baik.
Lebih-lebih lagi bila anggota kelompok melihat ada keuntungan bagi diri mereka.
Karena mereka akan bekerja dengan giat dan akan mendukung tujuan organisasi.
3. Pendekatan Individual
Berkaitan dengan pendekatan individual berusaha memfokuskan
kepada tingkah laku komunikasi individual dalam organisasi. Semua tugas-tugas
yang telah diuraikan pada kedua pendekatan yang terdahulu akhirnya diselesaikan
oleh komunikasi individu satu sama lainnya. Komunikasi individual ini ada
beberapa bentuknya diantaranya berbicara dalam kelompok kerja. Lalu mengunjungi
dan berinteraksi dalam rapat, menulis dan mengonsep surat, memperdebatkan suatu
usulan dan sebagainya.
BAB III
MOTIVASI KERJA DALAM
ORGANISASI
3.1 MOTIVASI
Motivasi adalah kekuatan internal yang mendorong seseorang untuk
bertindak atau berperilaku dengan tujuan mencapai tujuan tertentu. Ini
merupakan dorongan atau energi yang mendorong individu untuk mengambil
tindakan, meraih pencapaian, atau mengubah perilaku mereka.
Ada dua jenis utama motivasi:
Motivasi Intrinsik: Ini adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang.
Contohnya adalah keinginan untuk belajar, minat terhadap pekerjaan tertentu,
atau kepuasan dari pencapaian pribadi.
Motivasi Ekstrinsik: Motivasi ini muncul dari faktor eksternal seperti imbalan
finansial, pujian, atau pengakuan dari orang lain.
3.2
ELEMEN-ELEMEN MOTIVASI
Terdapat beberapa elemen yang memainkan peran penting dalam
proses motivasi seseorang. Berikut adalah beberapa elemen kunci dari motivasi:
Kebutuhan Dasar: Teori-teori motivasi seperti Hierarki Kebutuhan Maslow
menyatakan bahwa ada hierarki kebutuhan yang mendorong individu, dimulai dari
kebutuhan fisik dasar (makanan, tempat tinggal), keamanan, sosial, penghargaan,
hingga aktualisasi diri. Memenuhi kebutuhan ini bisa menjadi sumber motivasi.
Tujuan yang Ditetapkan: Menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dan realistis dapat
menjadi pemicu motivasi yang kuat. Ketika individu memiliki tujuan yang jelas,
ini dapat menjadi sumber inspirasi untuk bertindak.
Penghargaan dan Pengakuan: Penghargaan, baik berupa imbalan finansial,
promosi, atau pengakuan atas prestasi, bisa menjadi faktor yang memotivasi
seseorang untuk mencapai lebih banyak lagi.
Keterlibatan dan Tanggung Jawab: Ketika individu merasa
terlibat dalam proses pengambilan keputusan atau diberikan tanggung jawab yang
penting, ini dapat meningkatkan motivasi mereka.
Kondisi Kerja: Lingkungan kerja yang mendukung, baik dari segi budaya
perusahaan, kepemimpinan yang baik, kesempatan untuk berkembang, dan
keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi, dapat menjadi faktor motivasi
yang kuat.
Tantangan dan Pengembangan: Tantangan yang memicu pertumbuhan
pribadi atau profesional dan kesempatan untuk belajar dan berkembang dapat
menjadi sumber motivasi yang kuat bagi individu.
Percaya Diri dan Dukungan: Merasa didukung dan percaya diri dalam
melakukan tugas-tugas yang diberikan juga dapat memotivasi seseorang untuk
menghadapi tantangan dan mencapai tujuan mereka.
Memahami elemen-elemen motivasi ini membantu manajer dan organisasi
dalam merancang strategi yang lebih efektif untuk memotivasi dan mempertahankan
tingkat motivasi yang tinggi di antara anggota tim atau karyawan.
3.3 TEORI-TEORI MOTIVASI
1. Teori Motivasi Abraham Maslow: Hierarki Kebutuhan Seseorang
dapat termotivasi ataupun memotivasi orang lain dengan memahami apa yang menjadi
kebutuhannya. Terdapat tiga pemikir utama pemcetus teori motivasi berdasarkan
kebutuhan, yakni Abraham Maslow, Clayton Alderfer, dan David McClelland.
Abraham Maslow mencetuskan teori yang terkenal, yakni hierarki kebutuhan.
Pandangan Maslow menyatakan bahwa setiap manusia memiliki 5 kebutuhan dasar.
Adapun dalam memenuhi masing-masing kebutuhan tersebut akan dimulai dari
kebutuhan yang paling rendah terlebih dulu sebelum meningkat ke kebutuhan yang
paling tinggi. Lima kebutuhan yang dimaksud Maslow di antaranya adalah
kebutuhan psikologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
dihormati, dan kebutuhan akan pencapaian sesuatu. Kebutuhan psikologis
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan biologis paling fundamental, seperti
pangan, papan, kesehatan, serta kebutuhan fisik lainnya. Sementara kebutuhan
akan keamanan adalah kebutuhan rasa aman dari lingkungan baik secara fisik
maupun psikis. Kebutuhan sosial berhubungan dengan kebutuhan seseorang akan
rasa cinta, ingin diterima, dan memiliki. Hubungan persahabatan adalah salah
satu wujud dari pemenuhan kebutuhan ini. Kebutuhan untuk dihormati adalah
kondisi seseorang yang ingin dianggap kehadirannya, sehingga ia pun merasa
layak untuk mencapai cita-cita sebagaimana individu lain. Adapun kebutuhan akan
pencapaian sesuatu dimaknai oleh Maslow sebagai kebutuhan individu untuk
mengaktualisasikan dirinya. Tujuannya agar kemampuan dan karyanya dapat
berkembang.
2. Teori Motivasi ERG Clayton Alderfer ERG kepanjangan dari
Existence, Relatedness and Growth. Dalam bahasa Indonesia, teori motivasi ERG
juga dapat disebut teori eksistensi, hubungan, dan pertumbuhan. Clayton
Alderfer merupakan tokoh yang mengembangkan teori motivasi ERG Secara umum,
pandangan Alderfer merupakan hasil ringkasan dari pemikiran Maslow. Hanya saja,
baginya, seseorang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut secara bebas.
Jadi, tak perlu memenuhi kebutuhan berdasarkan suatu tingkatan prioritas
seperti pandangan Maslow.
3. Teori Motivasi Prestasi McClelland Teori motivasi prestasi
yang dirumuskan David McClelland menganggap individu memiliki cadangan energi
potensial yang bisa dikembangkan. Pengembangannya bergantung pada dorongan
individu, situasi juga kesempatan yang ada. Menurut McClelland ada 3 kebutuhan
inti seseorang, yakni kebutuhan untuk mencapai sesuatu, kebutuhan akan
kekuasaan, dan kebutuhan terhadap afiliasi.
4. Teori Motivasi Edwin Locke: Penentuan Tujuan Teori motivasi
berdasarkan pada penentuan tujuan merupakan buah karya Edwin Locke, seorang psikolog
asal Amerika Serikat. Menurut Edwin Locke, seseorang tak akan termotivasi
apabila belum memahami apa yang menjadi tujuannya. Setelah memahami apa yang
menjadi tujuannya, penting bagi Locke bahwa seseorang juga telah memiliki
kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut. Karena berdasarkan teori ini,
kemampuan atau kompetensi seseorang yang kemudian dapat mempengaruhi
motivasinya.
5. Teori Motivasi Victor Vroom: Penentuan Harapan Victor H.
Vroom, seorang psikolog kebangsaan Kanada mencetuskan teori motivasi yang ia
sebut sebagai expectancy theory atau teori penentuan harapan. Menurut Vroom,
seseorang bisa termotivasi atau memotivasi berdasarkan evaluasi pekerjaan pada
tahap pertama. Artinya, seseorang akan melakukan evaluasi terlebih dulu apakah
suatu pekerjaan tersebut ada kemungkinan memberikan nilai. Jika iya, notabene
seseorang akan melanjutkan hal tersebut karena adanya ekspektasi terhadap
pekerjaan tersebut, baik dari sisi nilai yang berharga maupun imbalan yang
sesuai. Motivasi macam itu muncul karena manusia juga memiliki kecenderungan
untuk menghindari rasa kecewa atau perasaan yang merugikan. Akan tetapi, di
sisi lain, manusia biasanya ingin berupaya sekecil mungkin, meski probabilitas
yang ia ekspektasikan juga bisa bernilai kecil.
BAB V
KOMUNIKASI VERBAL DAN NON
VERBAL DALAM KOMUNKASI ORGANISASI
5.1 KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL
Komunikasi verbal dan non verbal pada intinya adalah proses
penyampaian pesan atau pertukaran pikiran dari penyebar pesan ke penerima pesan
dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Pesan ini dikemas menggunakan
kata-kata (verbal) dan tanpa kata-kata (non-verbal). Hal ini disesuaikan dengan
kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan tersebut. Komunikasi secara verbal
bisa dilakukan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Sementara komunikasi
non-verbal pada umumnya menggunakan bahasa tubuh seperti gerakan tangan, raut
wajah, geleng kepala, tanda, tindakan, dan lain sebagainya.
Perbedaan kedua bentuk cara berkomunikasi ini bisa dilihat dari
struktur, bentuk linguistik, cara mempelajari hingga prosesnya di otak.
5.2 KOMUNIKASI
ORGANISASI VERBAL
Filsuf Yunani ternama, Aristoteles, mengungkapkan pemikiran
terkenalnya bahwa manusia adalah zoon politicon. Ini berarti manusia adalah
makhluk yang dikodratkan untuk hidup dalam kelompok masyarakat dan bergantung
satu sama lain. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia sebagai makhluk sosial
harus berinteraksi dengan sesamanya. Interaksi atau proses yang dilakukan dalam
pertukaran informasi atau pesan antar individu ini disebut komunikasi. Dalam
proses komunikasi, ada informasi atau maksud yang hendak disampaikan oleh
pengirim pesan kepada penerima. Informasi itu memuat serangkaian kata-kata atau
tulisan atau bersifat verbal. Nah, proses penyampaian pesan berupa produk
bahasa tadi disebut dengan komunikasi verbal.
Berbicara dan Menulis
Berbicara adalah jenis komunikasi verbal vokal yang paling
sering kita gunakan setiap hari, dimana kita berkomunikasi secara langsung
dengan orang lain. Sedangkan menulis adalah komunikasi verbal non vokal, karena
untuk menyampaikan informasi tersebut kita menggunakan media lain berupa
tulisan tanpa berbicara apa pun.
Mendengar dan Membaca
Dengan mendengarkan, kita bisa mendapatkan sebuah informasi
baru. Begitu juga dengan membaca, membaca juga menjadi salah satu cara untuk
mendapatkan informasi, dan karena itu baik membaca maupun mendengar merupakan
bagian dari komunikasi verbal.
5.3 KLASIFIKASI PESAN KOMUNIKASI ORGANISASI
Pesan dalam komunikasi organisasi dapat diklasifikasikan
berdasarkan berbagai kriteria, tergantung pada tujuan komunikasi dan sifatnya.
Beberapa klasifikasi pesan dalam komunikasi organisasi meliputi:
Berdasarkan Tujuan Komunikasi:
Pesan Informasional: Pesan-pesan yang bertujuan untuk memberikan informasi,
misalnya, pengumuman tentang perubahan kebijakan, laporan kinerja, atau
informasi tentang produk atau layanan.
Pesan Persuasif: Pesan yang dirancang untuk meyakinkan atau mempengaruhi
pendapat atau tindakan orang lain, seperti iklan, promosi, atau proposal
penjualan.
Pesan Instruksional: Pesan yang memberikan petunjuk atau
instruksi, seperti panduan penggunaan produk, prosedur operasional, atau
pelatihan karyawan.
Berdasarkan Sifatnya:
Pesan Formal: Pesan yang disampaikan melalui saluran resmi atau dengan format
dan protokol tertentu, seperti memo, surat resmi, atau pidato dalam rapat.
Pesan Informal: Pesan yang lebih santai dan tidak terikat pada aturan atau
format yang kaku, seperti percakapan sehari-hari di tempat kerja.
Berdasarkan Media Komunikasi:
Pesan Tertulis: Pesan yang disampaikan melalui tulisan, seperti email, memo,
surat, laporan, atau dokumen kebijakan.
Pesan Lisan: Pesan yang disampaikan secara langsung melalui percakapan,
presentasi, diskusi, atau pertemuan dalam organisasi.
Berdasarkan Target Audiens:
Pesan Internal: Pesan yang ditujukan kepada anggota dalam organisasi, seperti
pegawai, manajer, atau tim kerja.
Pesan Eksternal: Pesan yang ditujukan kepada pihak luar organisasi, seperti
pelanggan, pemegang saham, atau media.
Berdasarkan Urgensi atau Prioritas:
Pesan Mendesak: Pesan yang memerlukan tanggapan atau tindakan segera, biasanya
terkait dengan situasi darurat, perubahan mendadak, atau keputusan yang harus
diambil dengan cepat.
Pesan Rutin: Pesan yang berkaitan dengan informasi yang rutin disampaikan dalam
konteks pekerjaan sehari-hari, seperti laporan bulanan atau pengumuman rutin.
Klasifikasi ini membantu dalam memahami berbagai jenis pesan
yang disampaikan dalam konteks komunikasi organisasi, membantu manajer dalam
merencanakan, menyusun, dan menyampaikan pesan dengan cara yang sesuai dengan
tujuan dan audiens yang dituju.
5.4 FUNGSI PESAN DALAM ORGANISASI
Para ahli telah mengidentifikasi persepsi mereka mengenai fungsi
utama dari pesan dalam organisasi (goldhaber, 1986). Menurut Han dan Katz ada
empat fungsi utama dari pesan dari organisasi yaitu : yang berkenaan dengan
produksi, pemeliharaan, penerimaan dan pengelolaan organisasi.
Reddingmengemukakan pula bahwa ada tiga
alasan pengiriman pesan yaitu, untuk pelaksanaan tugas-tugas dalam organisasi,
untuk pemeliharaan dan untuk kemanusiaan.
Dari bermacam-macam pendapat di atas kelihatan ada kecendrungan
kesamaan dari tujuan atau fungsi dari pesan walaupun dinyatakan dalam istilah
yang berbeda. Di sini akan di bahas empat dari fungsi pesan tersebut yaitu
fungsi yang berhubungan dengan tugas-tugas dalam organisasi, pemeliharaan
organisasi, kemanusiaan dan pembaruan dalam organisasi.
1. Pesan tugas
Pesan tugas ini di
maksudnya adalah pesan-pesan yang berkenaan dengan pelaksaan tugas-tugas
organisasi oleh anggota organisasi. Pesan ini mencakup pemberian informasi
kepada karyawan untuk melakukan tugas mereka secara efisien, seperti aktivitas
pemberian latihan kepada karyawan, memberikan orientasi bagi karyawan baru,
penentuan tujuan dan aktivitas lainnya yang berkenaan dengan produksi,
pelayanan pemasaran dan sebagainya.
2. Pesan pemeliharaan
Pesan pemeliharaan adalah pesan-pesan yang berkenaan dengan
kebijaksanaan dan pengaturan organisasi. Pesan tugas berhubungan dengan isi
dari auput sistem sedangkan pesan pemeliharaan berhubungan dengan pencapaian
dari output.
3. Pesan kemanusiaan
Pesan ini berkenaan dengan hubungan interpersonal, konsep diri,
perasaan dan moral. Yang termasuk dalam kategori pesan ini adalah penghargaan
trhadap hasil yang dicapai oleh karyawan,penyelesaian konflikantara individu
atau kelompok, aktivitas informal dan bimbingan.
4. Pesan Pembaruan
Pesan pembaruan menjadikan organisasinya dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungannya. Untuk itu suatu
organisasi membuat rencana-rencana baru, aktivitas-aktivitas baru,
program-program baru, dll. Rencana-rencana ini misalnya disampaikan pada waktu
pertemuan-pertemuan pemesahan masalah, pembuatan rencana dan pada waktu
rapat-rapat dengan anggota organisasi. Pesan yang di sampaikan itu termasuk
kategori pesan pembaruan.
5.5 JARINGAN KOMUNIKASI
Organisasi adalah komposisi sejumlah orang-orang yang menduduki
posisi atau peranan tertentu. Di antara orang-orang ini saling terjadi
pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentuyangdimanakan
jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi berbeda dalam besar dan
strukturnya misalnya mungkin hanya di antara dua orang, tiga atau lebih dan
mungkin juga Siantar keseluruhan orang dalam organisasi. Bentuk struktur dari
jaringan itupun juga akan berbeda-beda.
Ada enam peranan jaringan komunikasi yaitu :
a. Opinionleader adalah pemimpin informal dalam
organisasi. Mereka ini tidaklah selalu orang-orang yang mempunyai otoritas
formal dalam organisasi tetapi membimbing tingkah laku anggotaorganisasi dan
mempengaruhi keputusan mereka.
b. Gate Keepers adalah individu yang mengontrol arus informasi
di antara anggota organisasi. Mereka berada di tengah suatu jaringan dan
menyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain atau tidak memberikan
informasi.
c. Cosmopolites adalah individu yang menghubungkan organisasi
dengan lingkungannya. Mereka mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang ada
dalam lingkungan dan memberikan informasi mengenai organisasi kepada
orang-orang tertentu pada lingkungannya.
d. Bridge adalah anggota kelompok atau klik dalam satu
organisasi yang menghubungkan kelompok itu dengan anggota kelompok lainnya.
Individu ini membantu saling memberi informasi di antara kelompok-kelompok dan
mengkoordinasi kelompok.
e. Liaison adalah sama
peranannya dengan Bridge tetapi individu itu sendiri bukanlah anggota dari satu
kelompok tetapi dia merupakan penghubung Siantar satu kelompok dengan kelompok
lainnya. Individu ini juga membantu dalam membagi informasi yang relevan di
antara kelompok-kelompok dalam organisasi.
f. Isolate adalah anggota
organisasi yang mempunyai kontak minimal dengan orang lain dalam organisasi.
Orang-orang ini menyembunyikan diri dalam organisasi atau diasingkan oleh
teman-temannya.
5.6 KOMUNIKASI ORGANISASI NON VERBAL
Komunikasi non verbal sering kali dilakukan pada kegiatan
sehari-hari, tetapi banyak orang belum terlalu memahami bagaimana komunikasi
non verbal tersebutterjadi.Komunikasi non verbal mempunyai peranan yang sangat
besar bagi perkembangan komunikasi terutama bagi orang yang mempunyai
kekurangan dalam berkomunikasi seperti orang tunarungu dan lain-lain. Menurut
Daft (2015) Nonverbal communication merupakan pesan yang dikirimkan melalui
tindakan dan perilaku. Sebagai seorang pemimpin dapat menyimbolkan pesan-pesan
penting melalui penampilan, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan tindakan
sehari-hari. Komunikasi nonverbal memainkan peran utama dalam perkembangan
suatu hubungan. Karena komunikasi non verbal juga merupakan saluran utama yang
biasa digunakan untuk mengkombinasikan perasaan dan sikap. Tetapi kebanyakan komunikasi
non verbal adalah tingkah laku yang tidak disadari, karena mempunyai
keterbatasan dalam memahaminya. komunikasi non verbal sering dilakukan secara
reflek atau tanpa disadari ketika seseorang berbicara. Seperti ketika pimpinan
memerahi salah satu karyawan , maka wajah pimpinan akan memerah, tatapan
matanya terlihat tajam, tangannya bergetar, suaranya meninggi, dan sebagainya.
Kemarahannya tidak hanya tercermin dalam kata-katanya tetapi juga tercermin
dalam segenap bahasa tubuhnya itu semakin memastikan seberapa besarnya tingkat
kemarahannya.
Beberapa bentuk komunikasi non verbal yang dilakukan oleh
pemimpin maupun bawahan dalam organisasi :
Mengetuk pintu
Salah satu bentuk komunikasi non verbal yang biasa dilakukan
dalam organisasi. Mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan
atasan maupun seseorang yang memiliki jabatan tertinggi berarti menunjukkan
kesopanan dan menghormati orang tersebut.
Berjabat tangan
Komunikasi non verbal seperti berjabat tangan ini biasanya
dilakukan seseorang saat pertama kali bertemu. Hal ini menunjukkan bahwa orang
tersebut menghargai dan menerima hubungan baik. Selain itu, berjabat tangan
juga dapat dikatakan sebagai kesepakatan saat melakukan perjanjian atau kerja
sama secara deal antar organisasi.
Mengerutkan dahi
Ketika seorang atasan diam dan mengerutkan dahi berarti ada
perbuatan atau ucapan yang tidak dimengerti bahkan ada kesalahan yang tidak
disadari oleh bawahannya. Komunikasi non verbal ini lebih mudah dimengerti
karena terjadi secara spontan ketika ada ucapan atau perbuatan yang tidak
dimengerti atau tidak sesuai. Komunikasi non verbal ini juga menunjukkan
kepekaan seseorang terhadap suatu yang tidak pasti.
Menggelengkan kepala
Ketika seseorang sedang melakukan diskusi biasanya ada
pembahasan atau materi yang disetujui dan tidak disetujui. Seseorang biasanya
lebih memilih untuk menunjukkan komunikasi melalui komunikasi non verbal
seperti menggelengkan kepala saat tidak menyetujui tanggapan seseorang terhadap
materi yang sedang dibahas. Menggelengkan kepala juga bermakna keheranan atau
tidak percaya.
DAFTAR PUSTAKA
Aselina
Endang Trihastuti. (2019). Komunikasi Internal Organisasi. Kota : Jakarta . DeePublish.
Dr. Irene Silviani, MSP. (2020) . Komunikasi Organisasi. Kota : Jakarta . Scopindo Media Pustaka.